sports.okezone.com - WOLLONGONG - Mantan juara dunia Motor Grand Prix di kelas 500cc, Wayne Gardner meminta kepada Colin Edwards dan Valentino Rossi untuk tidak menyalahkan diri sendiri atas musibah yang membuat Marco Simoncelli meregang nyawa di GP Malaysia akhir pekan kemarin.
Melihat insiden tragis Simoncelli, ingatan Gardner pun melayang ke tahun 1983 silam, di mana dia sempat mengalami insiden serupa dengan Franco Uncini di Grand Prix Belanda. Kendati Uncini tidak sampai meninggal, tapi Gardner bisa merasakan betul suasana hati yang kini tengah melanda Rossi dan Edwards.
Melihat insiden tragis Simoncelli, ingatan Gardner pun melayang ke tahun 1983 silam, di mana dia sempat mengalami insiden serupa dengan Franco Uncini di Grand Prix Belanda. Kendati Uncini tidak sampai meninggal, tapi Gardner bisa merasakan betul suasana hati yang kini tengah melanda Rossi dan Edwards.
“Setelah terlibat dalam insiden yang sama dengan Franco Uncini bertahun-tahun lalu, saya memiliki gagasan yang cukup baik tentang bagaimana mereka akan merasakannya,” tulis Gardner dikolomnya dikutip Autosport, Selasa (25/10/2011).
Pembalap legendaris asal Australia itu kembali menegaskan, bahwa Rossi dan Edwards tidak seharusnya merasa bersalah karena kematian Simoncelli. Sebab, itulah konsekuensi yang harus dialami pembalap saat menantang maut dengan kecepatan tinggi. Gardner menjelaskan, sudah seharusnya kedua rider senior tersebut berpikiran jernih atas musibah yang mereka alami di Sepang, dua hari lalu.
“Tapi itu bukan kesalahan mereka. Ada yang bisa mereka lakukan. Keduanya akan mengulang peristiwa itu dalam pikiran, lagi dan lagi, bertanya-tanya apakah mereka bisa berbelok ke kiri, kanan, atau mengerem lebih keras,” sambung Gardner.
Sebagai obat ampuh untuk menghapus kenangan kelam tersebut, Gardner meminta kepada joki Yamaha Tech 3 dan Ducati itu untuk melihat tayangan ulang insiden tersebut, betapa mereka sama sekali tidak berdaya untuk menghindari maut yang menyebabkan Simoncelli tidak sadarkan diri dan menghembuskan nafas terakhirnya di tangan staff medis.
“Sementara waktu, rekaman TV kecelakaan tersebut bisa menjadi hiburan kecil –untuk sekarang ini dan tahun-tahun di masa mendatang. Ini akan menunjukkan, mereka sama sekali tidak memiliki waktu untuk menghindari benturan itu. Sayangnya, kasus ini terjadi di tempat dan momen yang salah,” tutur Gardner yang kini telah berusia 52 tahun tersebut.
Kendati demikian, Gardner pun tidak menyangkal, kecelakaan yang dialami Simoncelli masih sulit diterima dengan akal sehat. Terutama bila menyimak ulang rentetan kejadiannya. “Kecelakaan yang merenggut hidup Simoncelli sangat aneh dan ekstrim,” sambungnya. Saya belum pernah melihat insiden seperti itu sepanjang karier balap saya yang berhubungan dengan balapan selama bertahun-tahun.”
“Awal dari insiden itu tidak sepenuhnya jelas, seperti yang terlihat dari kamera. Yang kami lihat, sepedanya nampak keras dan membelok ke kanan, masuk ke jalur Edwards dan Rossi. Saya pikir, mulanya dia kehilangan (grip) bagian depan, entah bagaimana dia mendapatkan grip ban kembali dan langsung meluncur di trek,” Gardner menambahkan.
“Awal dari insiden itu tidak sepenuhnya jelas, seperti yang terlihat dari kamera. Yang kami lihat, sepedanya nampak keras dan membelok ke kanan, masuk ke jalur Edwards dan Rossi. Saya pikir, mulanya dia kehilangan (grip) bagian depan, entah bagaimana dia mendapatkan grip ban kembali dan langsung meluncur di trek,” Gardner menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar